Bismillaah..
Beberapa teman sempat bercerita dan mengeluhkan beratnya menegakkan syariat Islam dan menjalankan dakwah di Indonesia. Ujian dan fitnah keji datang bertubi-tubi dan orang-orang kian jauh dari kebenaran. Media pun begitu keji mengemas berbagai peristiwa agar seolah semuanya terjadi akibat Islam. Orang-orang yang memegang teguh agamanya pun kian dijauhi dan dianggap aneh bahkan ancaman. Orang-orang tidak berilmu angkat bicara dan mengeluarkan statement tanpa dalil bahkan bertentangan dengan ayat-ayat Allah ta’ala dan petunjuk Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Allahul musta’an..
Saya mendapat banyak pertanyaan senada dari beberapa teman-teman di Indonesia, apakah fitnah-fitnah keji ini hanya terjadi di Indonesia saja atau di luar pun demikian kuatnya. Well..saya tidak punya cukup banyak referensi mengenai hal ini. Tapi saya akan menceritakan sesuatu di sini yang barangkali bisa membesarkan hati saudara-saudaraku muslim di Indonesia yang tetap teguh di jalan kebenaran. Ini bukan cerita yang besar, namun mudah-mudahan Allah ta’ala menjadikannya penguat iman kita.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Akan datang suatu zaman dimana orang yang berpegang teguh pada agamanya seperti orang yang menggenggam bara api.”
(HR. Tirmidzi)
Seperti yang pernah saya katakan, nikmat menjadi muslim Indonesia baru saya rasakan justru setelah menginjakkan kaki di Eropa. Saudaraku, perlu diketahui bahwa hampir semua toilet di sini tidak menyediakan air untuk bersuci, mereka hanya menyediakan kertas tissue. Bagi orang-orang awam, mungkin mereka tidak terlalu pusing dengan urusan ini. Namun bagi orang-orang beriman, tentu ini masalah berat karena berkaitan dengan sah atau tidaknya shalat. Selain itu, mencari tempat wudhu di sini tidaklah semudah di Indonesia. Wudhu di wastafel toilet bukanlah hal yang gampang dan hanya akan menimbulkan kecurigaan. Itulah mengapa muslim-muslim di sini senantiasa dituntut untuk menjaga wudhunya. Demi menjaga wudhunya itu, mereka sampai sengaja tidak minum seharian supaya tidak perlu buang air dan berwudhu lagi. Subhanallah. Moga Allah ta’ala mengganjar mereka dengan pahala berlipat ganda.
Sikap wara’ (kehatia-hatian) yang lain ditunjukkan dengan menjaga kehalalan makanan mereka. Orang-orang Indonesia umumnya sangat awam soal halal-haram makanan ini sehingga akan kita temui mereka makan di KFC atau Mcd saat berkunjung ke Eropa. Atau kadang mereka membeli nuget siap goreng di supermarket-supermarket. Karena sebagian besar muslim Indonesia beranggapan bahwa asal bukan daging babi, maka halal. Padahal tidak begitu, sila baca Makanan yang Diharamkan dalam Al Quran. Namun, muslim Eropa, bahkan roti dan selai pun kalau bisa mereka membuatnya sendiri di rumah. Saya beberapa kali diundang makan di rumah orang-orang Islam keturunan Maroko, Libya, Turki, dll dan mereka senantiasa meyakinkan saya, “Makanan ini halal insyaAllah, saya membuatnya sendiri, jangan khawatir!” Meski begitu, alhamdulillaah saat ini sudah banyak toko-toko yang menjual daging halal dan makanan halal lain.
Soal shalat pun demikian sulitnya. Di Indonesia, tiap sekolah, kampus, atau instansi lain pasti ada break shalat dzuhur atau paling tidak jeda istirahat. Di acara-acara pun umumnya disediakan waktu untuk shalat. Di sini, wallahi, bahkan ujian pun bisa diadakan di waktu shalat jumat. Saya tidak tahu di kampus lain, tapi di kampus saya tidak ada break makan siang, jadi tidak ada kesempatan untuk shalat dzuhur. Umumnya para mahasiswa memakan bekalnya di kelas di tengah-tengah pelajaran! Sehingga pilihannya adalah dengan kesadaran meminta izin di tengah pelajaran untuk shalat. Alhamdulillaah dari cerita teman-teman muslim di sini, mereka tidak mendapatkan kesulitan untuk meminta izin keluar saat waktu shalat. Di luar kampus, mencari tempat shalat adalah tantangan tersendiri. Dari berbagai cerita, umumnya mereka shalat di “kamar pas” di toko-toko baju atau di taman dekat semak-semak.
Cerita lain datang dari teman dekat saya, Haida, yang bertanya tentang pantai di Indonesia. Dia kagum saat tahu banyak orang tetap berhijab saat ke pantai. “Di sini, kalau kamu ke pantai, kamu hanya akan melihat orang telanjang! Fitna, fitna everywhere!” Serunya. (keterangan: fitna dalam bahasa Arab artinya musibah). Lalu dia bercerita bahwa untuk menyiasati pemandangan tidak menyenangkan di pantai, ia dan keluarganya biasa ke pantai saat musim dingin di mana orang-orang akan memakai pakaian tertutup. Atau saat summer, mereka akan ke pantai pagi-pagi sekali sehabis subuh saat orang-orang masih terlelap.
Itulah sekilas kehidupan muslim di sini, khususnya Belanda. Terlihat sepele, tapi itulah ujian. Setiap negara punya tingkat kesulitan ujian yang berbeda. Jadi untuk saudara-saudaraku muslim di Indonesia, jangan bersedih. Jangan putus asa dan jangan malu dengan agama ini, teruslah berdakwah dan menyebarkan kebenaran, istirahatnya nanti di surga saja, insyaAllah.
QS.Al-Ankabut 29:2. Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan:”Kami telah beriman”, sedang mereka tidak diuji lagi?
QS.Muhammad 47:31. dan Sesungguhnya Kami benar-benar akan menguji kamu agar Kami mengetahui orang-orang yang berjihad dan bersabar di antara kamu, dan agar Kami menyatakan (baik buruknya) hal ihwalmu.
QS.At-Taubah 9:16. Apakah kamu mengira bahwa kamu akan dibiarkan, sedang Allah belum mengetahui (dalam kenyataan) orang-orang yang berjihad di antara kamu dan tidak mengambil menjadi teman yang setia selain Allah, RasulNya dan orang-orang yang beriman. dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.